“Eh, ada apa sih? Kok gue nggak tau?!”

“Ceritain dong, itu gosipnya gimana!”

“Lo tau infonya dari mana? Kok belum lewat sih, di kuping gue?”

Percakapan semacam itu biasanya melahirkan perbincangan seru yang acapkali mengulur lama bergulirnya waktu. Rasa-rasanya wajar, karena di masa-masa yang serba dinamis ini tutup kuping barangkali sedetik pun serasa melewati seminggu dengan kegiatan bertapa. Semua hal dibicarakan dan semua orang bicara soal topik yang lalu-lalang di sosial media. Informasi berkejaran satu sama lain secara terus-menerus. Dan, ada banyak individu di era ini yang merasa bahwa ketinggalan informasi terkini adalah mimpi buruk. Kebiasaan itu lah, yang biasa dikenal dengan istilah FOMO alias Fear Of Missing Out. 

Hasil ketakutan ini yang biasanya membuat penerima informasi jadi lebih penasaran. Belum lagi kalau ada bumbu tambahan dari si informan. Tambah mulut, tambah seru pula bumbunya. Bumbu inilah yang mengobarkan jiwa FOMO si pendengar, yang kemudian berujung dengan mengorek informasi lebih dalam. Lantas satu kalimat info berkembang jadi satu paragraf, dan satu paragraf mekar jadi satu cerita. Tahu-tahu, si penerima informasi jadi informan. What a cycle.

FOMO pada dasarnya bukan hal yang buruk jika memang masih pada kadar normal. Budaya FOMO pula yang biasanya dimanfaatkan oleh banyak pihak khususnya dalam bidang kreatif untuk menyebarluaskan informasi dengan cepat. Namun dengan tren yang senantiasa surut pasang silih berganti, tentunya mengandalkan ‘FOMO-ness’ konsumen terasa kurang cukup. Ada masanya dimana metode mouth-to-mouth mendominasi, tetapi ide out of the box dan berkesan akan selalu jadi kunci untuk terus bertahan di industri kreatif. Ide beserta eksekusi yang tepat adalah hal fundamental yang harus dikembangkan seiring berjalannya waktu dan bertambahnya ide baru lainnya. Dua hal tersebut lah yang selama ini jadi senjata #MainCantik untuk tak tenggelam digerus arus yang terus-menerus mengalir.

Jadi, apakah anda siap menjadi topik panas namun tetap bermain dengan cantik?